selamat anda menjadi pengunjung ke

2

Kabayan dan Abu Nawas Membahas Matematika

Selasa, 10 Juli 2012
Share this Article on :
....Di suatu tempat Kabayan
bertemu Abu Nawas untuk
membahas masalah
matematika.

Kabayan : �Abah Abu,
sebenarnya saya ini bukan ahli matematika nih. Cuma, saya
diundang berseminar
matematika
di sini. Menurut Abah Abu,
saya
harus bagaimana nih?�

Abu Nawas : �Kang Kabayan,
memangnya materi apa yang
akan disampaikan pada
seminar kali ini?�

Kabayan : �Sebenarnya sih
sederhana saja, panitia meminta
saya menyampaikan tentang
persamaan. Cuma mereka
minta
agar persamaan itu tak dibahas
secara matematis, tapi dengan cara-cara yang sederhana
(kalau
bisa sih lucu) dan mudah
dipahami
oleh orang-orang biasa.
Makanya saya ikut seminar ini. Kalau
diminta membahas secara
matematis sih, wah saya tak
sanggup deh....�

Abu Nawas : �Oh begitu ya...?
Coba nih saya tanya, kira-kira Kang Kabayan menyelesaikan
persamaan (8-x)/3 + 2 = 4 ini
bagaimana?�

Kabayan : �Secara matematis
yang tepat sih, saya tak bisa
menjelaskannya. Mungkin saya
akan ditertawakan oleh para
matematikawan-
matematikawan itu. Saya
bisanya dengan kata-
kata saja..., dengan cara saya, seperti yang diminta panitia.�

Abu Nawas: �Memangnya
bagaimana? Saya juga tak
mengerti bila diminta
menjelaskan secara matematis.
Soal tadi itu juga saya dapatkan dari
kawan
saya yang bertanya ke saya,
dan
saya tak bisa menjelaskannya
secara matematis. Coba deh, menurutmu bagaimana cara
penyelesaian persamaan
tersebut?�

Kabayan : �Ah, Abah Abu
merendah saja....�

Abu Nawas: �Serius! Saya benar-
benar tidak bisa.� (kali ini
tampak wajah Abu Nawas
terlihat serius)

Kabayan : �Baiklah kalau
begitu. Begini menurut saya,
persamaan
itu saya ibaratkan sebuah
timbangan dengan �dua
tangan�.
Tanda sama dengan berarti seimbang.� Abu Nawas
menyimak
Kabayan dengan sungguh-
sungguh.

Kabayan: �Berarti, untuk
menyelesaikan persamaan tersebut ((8-x)/3 + 2 = 4),
mudahnya begini saja. Saya
ibaratkan 4 itu empat buah
semangka berukuran sama
yang
terletak di sebelah kanan timbangan. Dan di sebelah kiri,
(8-
x)/3 + 2 itu berarti banyaknya
semangka yang saya sendiri
belum tahu berapa banyaknya
ditambah dua semangka.� (Yang
dimaksud Kabayan dengan
banyaknya semangka yang ia
belum tahu berapa banyaknya
adalah (8-x)/3 ).

Abu Nawas: �Ya... ya ..., terus? �
Kabayan: �Nah, karena di
sebelah
kiri sudah jelas ada 2
semangka
dan sebelah kanan ada 4 semangka, berarti bagian yang
saya belum tahu ((8-x)/3 ) itu
sebenarnya berjumlah 2 buah
semangka. Jadinya, saya bisa
tulis
(8-x)/3 = 2.� Kabayan tampak terdiam beberapa saat,
memperhatikan persamaan
baru ((8-x)/3 = 2) yang
diperolehnya.
Kemudian, segera setelah itu ia
melanjutkan penjelasannya....

Kabayan: �(8-x)/3 = 2, artinya
banyaknya suatu semangka
(8-x)
bila dibagi 3 sama saja dengan
2. Berarti banyaknya
semangka tersebut pasti adalah 6.
Makanya
berarti 8-x = 6.� Belum sempat
melanjutkan penjelasannya,
Abu
Nawas segera berseru dan mengatakan begini.

Abu Nawas: �Saya mengerti, saya
mengerti.... Jadinya, karena 8-
x =
6, artinya delapan semangka
dikurangi berapa semangka (nilai
x) hasilnya 6 kan? Pasti
banyaknya semangka itu (di
persamaan ini diberi symbol x)
adalah 2, benar kan?�

Kabayan: �Ya benar.... Tuh kan,
Abah Abu cuma merendah
saja....�

Abu Nawas: �Ah *engga*
juga,
kamu benar-benar bagus penjelasannya. Makanya saya
gampang mengerti.� Abu
Nawas tertawa gembira,
karena ia mengerti penjelasan
Kabayan. Kemudian, ia pun
bercerita pada Kabayan bahwa ia
diundang ke seminar ini pun
bukan karena ia mengerti
matematika. Tapi, ia diminta
panitia untuk menjelaskan
sastra (bahasa) terkait dengan
matematika. Karena katanya,
Matematika itu adalah bahasa
juga, tapi berupa bahasa
symbol.

Abu Nawas:
�Sekarang saya jadi mengerti persamaan itu apa.
Ini
memudahkan saya untuk
bercerita tentang matematika
sebagai bahasa symbol nanti
siang�, begitu kata Abu Nawas dengan nada optimis.

Kabayan: �Sekarang, gantian
saya yang mau bertanya nih
sama Abah Abu....�

Abu Nawas: �Ah kang
Kabayan, jangan nanya yang susah-
susah ya...?�

Kabayan: �Justru ini
pertanyaan
susah yang belum bisa saya
jawab. Begini ceritanya, seminggu
yang lalu presiden memberi
potongan hukuman bagi para
tahanan. Bahwa semua
tahanan
diberi potongan berupa setengah
dari masa hukuman yang
harus
dijalani tiap tahanan tersebut.
Untuk tahanan yang dihukum
10 tahun, karena dipotong
setengahnya, jadinya ia cuma
tinggal menjalani hukuman 5
tahun saja. Bila seorang
tahanan
dihukum 20 tahun, karena dipotong setengahnya jadinya
tinggal 10 tahun saja. Begitu
seterusnya. Ketetapan ini
sudah
diputuskan oleh presiden dan
tak bisa diubah!�

Abu Nawas: �Terus,
masalahnya
apa?�

Kabayan: �Ini sebenarnya
masalah matematika juga, cuma
matematikawan-
matematikawan
di negeri saya tak ada yang
sanggup menjawabnya.
Masalahnya begini, karena ada tahanan yang dihukum
seumur hidup (sampai sang
tahanan
tersebut meninggal), artinya
kan
harus ditentukan berapa lama sisanya ia akan dihukum?
Padahal
tak ada yang tahu kapan
seseorang itu meninggal. Tak
ada yang tahu berapa lama
umur seseorang itu. Masalah ini jadi
heboh di seluruh Indonesia
dikarenakan presiden dengan
ceroboh menetapkan
kebijakannya tersebut. Belum
ada yang bisa memecahkannya.
Paranormal seperti dukun,
tukang ramal nasib, tukang
tenung, mentalist (semisal Dedi
Corbuzier) dan sebangsanya itu
tak bisa memecahkannya. Cendekiawan yang terkenal
cerdik pun semisal Gus Dur
dibikin
repot karenanya (padahal Gus
Dur terkenal dengan
perkataannya, �Gitu aja kok repot.� Tapi, kali ini benar-
benar ia repot dibuatnya). Para
matematikawan pun yang
pintar-
pintar itu angkat tangan
mencari solusinya. Dan ini menjadi isu
nasional. Jadi, bagaimana Abah
Abu menyelesaikannya?� Abu

Nawas: �Ooooh begitu ya?
Berat juga masalahnya kalau
begitu. Tapi, beri saya waktu sepuluh menit saja, saya
habiskan
dulu ya makanan saya....�
Kabayan pun mempersilakan
Abu Nawas menghabiskan
makanannya. Sambil makan, tampak Abu Nawas berfikir
dengan serius. Dan, segera
setelah habis makanannya,
tampak cerialah wajah Abu
Nawas, pertanda ia punya
pemecahan masalah tersebut. Abu

Nawas: �Hahaa.... Menurut
saya begini saja, masalah ini
bisa
diselesaikan dengan konsep
persamaan yang telah kamu
jelaskan tadi....�

Kabayan: �Oh ya...?
Bagaimana?�
Abu Nawas: �Karena
persamaan
itu menurutmu berarti
seimbang, atau keseimbangan, masalah
pemotongan masa hukuman
tersebut ya mudah saja
diselesaikan. Begini caranya,
supaya orang yang dihukum
seumur hidup itu dapat potongan
hukuman setengah masa
hidupnya, cara
menghukumnya begini saja.
Sehari ia ditahan,
sehari ia dibebaskan, begitu seterusnya hingga ia
meninggal.
Seimbang bukan, seperti
persamaan kan?�

Kabayan: �Subhanallah,
Alhamdulillah... benar-benar penyelesaian yang sangat
cantik,
dan sesuai konsep persamaan.
Luar biasa, luuuuuuuuuuuuar
biasa! Saya bersyukur bisa
bertemu Abah Abu di tempat ini. Terimakasih ya Abah Abu.


Artikel Terkait:

2 komentar:

Anonim mengatakan...

mantap artikelnya sobat

Pha Yoes mengatakan...

Ruwet # Mumet bin Lieurrrrrt....

Posting Komentar


Ping your blog, website, or RSS feed for Free ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free