Bicara tentang cinta dan kasih
tiada habisnya dan seakan tak
pernah basi. Dari jaman Adam
sampai jaman edan ini, topik
cinta dan kasih tetap hangat
jadi pembicaraan. Mengapa cinta dan kasih?
Cinta tanpa kasih adalah
kesuraman, sedangkan kasih
adalah cinta yang
menghangatkan dan
membangkitkan gairah. Cinta dan kasih sama halnya
seperti makan nasi. Semakin
dikunyah rasanya semakin
terasa dan memberikan
kehidupan.
Bila cinta dan kasih disatukan menjadi cinta kasih, dan itulah
adalah kesejatian hati
manusia.
Cinta itu adakalanya
membutakan hati, sedang
kasih selalu menerangi dan
memberikan harapan
harapan.
Cinta seringkali diiringi nafsu dan omong kosong,
sedangkan kasih selalu
menyejukkan hati dan
menghadirkan inspirasi.
Cinta itu tak jarang
dimanipulasi, namun kasih
pasti murni dari hati.
Kasih mengalir indah
bersumber nurani.
Jangan bicara cinta bila hati tak memiliki kasih. Sebab itu
hanyalah menjadi kasihan
saja.
Cinta bukan sekadar
diungkapkan dalam kata-
kata. Bukan hanya pemanis bibir semata.
Kasih adalah wujud nyata dari
cinta yang ada di kedalam hati
kita. Kasih adalah bahasa
nurani yang berwujud
perbuatan dan akan membawa perdamaian.
Karena itu Tuhan
mengajarkan tentang kasih
dalam setiap agama. Para nabi
dan para suci tak lepas dari
mengajarkan agar kita saling mengasihi.
Namun kehidupan kekinian
dan para seniman lebih
banyak bicara tentang cinta
dan mencintai. Lebih kepada
cinta antara dua anak manusia
yang berlainan jenis saja. Kita lebih banyak bicara dan
menemukan yang bernama
cinta diantara kita daripada
kasih.
Entahlah, bisa jadi ini hanyalah
permainan kata-kata antara cinta dan kasih. Tetapi dalam
Kitab Suci lebih menggunakan
bahasa mengasihi daripada
mencintai. Welas asih dan
bukan cinta.
Karena manusia lebih banyak bicara tentang cinta dunia
semakin kacau. Cinta kepada
seseorang bisa mendatangkan
kekecewaan. Cinta kepada
uang bisa membuat manusia
gelap mata. Cinta kekuasaan membuat manusia rela
melakukan apa saja, sehingga
membutakan nurani.
Demi uang, seseorang, dan
kekuasaan manusia rela
menenggelamkan kasihnya. Cinta dan kasih semestinya
berjalan beriringan. Maka
dikatakan Cinta Kasih
pembawa damai kehidupan.
Manusia yang kehilangan cinta
kasih dalam dirinya akan kasar, arogan, dan tidak
peduli.
Keluarga yang kehilangan
cinta kasih tak akan
menemukan keharmonisan.
Suami, istri, dan anak sibuk sendiri.
Masyarakat yang hidup tanpa
cinta kasih akan saling
berebut dan ribut.
Negara di mana para
pemimpinnya tidak mengutamakan cinta kasih,
maka mereka akan lebih
mengutamakan kepentingan
dan isi perutnya.
Dunia ini akan dan harmonis,
bila cinta kasih itu masih menghuni setiap
penghuninya.
0 komentar:
Posting Komentar