Sedari tadi, sudah berulang
kali aku meyakinkan diri. Tak
ada rasa tersemat
diantaranya. Ah, apa lagi ini?
Resah yang menyebarkan
gelisah membuatku kian gundah. Momdar-mandir tak
tentu arah.
Aku rindu, kangen
senyummu yang rekah. Kamu
mengambilnya diam-diam
tanpa seijinku. Lewat tatap
semu dari tawa yang renyah.
Aku masih ingin merasakan aroma tubuhmu, menikmati
lamunan yang makin liar.
Kali ini aku benar-benar
kehabisan daya. Jadi pilu ingin
bertemu. Cukup dengan
melihatmu, meski hanya di
belakangmu. Jujur saja aku
juga masih belum percaya, kamu menggetarkan
napasku. Mengubah iramanya
jadi lebih syahdu. Kamu
membuatku jadi betah, jadi
sedikit lebih tabah menahan
amarah.
Aku ingin kamu tetap di
sampingku. Aku hanya ingin
merasakan senyummu. Hanya
ingin terus duduk menjuntai
berbaur bersama tawa yang
menderai. Ah, kamu membuatku terbuai. Orang
bilang, jadi sedikit lebay.
Dalam diam aku masih
mencuri-curi pandang. Mataku
hilang kendali, tak kuasa
melirik di bawah terik. Kamu
mengundang rasa yang tak
jadi tamu undangan. Kamu melesetkan sasaran,
melesapkan perasaan. Aku
jadi kecanduan.
Ternyata susah, mengusir
bayang yang terlanjur
melayang-layang dalam
lamunan. Jadi setengah gila,
memikirkanmu aku
kehilangan logika.
Aku ingin memanggilmu,
menolehkan kepalamu.
Memalingkan pandanganmu
hanya ke arahku. Mengubah
tujuanmu menjadi bahagiaku.
Merapikan denyut jantungku, membuatnya jadi stabil.
harus
seperti apa aku
memanggilmu. Aku tak
punya cara membuat gendang
telingamu hanya berfungsi
mendengar suaraku. Aku bahkan tak punya nyali
menyebut namamu. Aku tak
berani jatuh di pelukanmu.
Kecuali kamu mengijinkan
aku lebih dulu. Memungutku.
Merengkuhku lebih dulu. Tidak mungkin kah?
Benar, mustahil?
Kalau begitu cukup
menyapaku dengan tatapan
yang melelehkan senyuman.
300495~Ceritakan padaku
tentang hatimu
0
Apa Salahnya MencintaiKekasih Orang?
Sabtu, 11 Agustus 2012
tyo cupu gager magetan ™
Artikel Terkait:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar